Penulis merupakan mahasiswa KPI FAI UMY
Nida’ur Rohmaniyah( 20100710010)
Buku memang
tidak terlepas dari aktivitas baca dan tulis. Sedangkan membaca dan menulis
adalah unsur utama dakwah yang memiliki legimitasi kuat dalam Alquran. Secara
berurutan Allah memerintahkan baca dan tulis pada awal menurunkan alqur’an,
dalam surat al-alaq, yang berbunyi “Iqra’ ” dan pada ayat ke empat di surat
yang sama Allah menyatakan pengajaran kepada manusia melalui pena “al-qolam”,
Di surat Al-Qolam, di awal surat tersebut kata buku-buku (mayasthurun) dan pena
(al-qolam) oleh Allah dijadikan sebagai obyek sumpah untuk memperkuat kerasulan
Muhammad SAW.
Allah bersumpah dengan buku dan pena karena keduanya
memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Ilmu pengetahuan sangatlah penting bagi
umat Islam di seluruh dunia. Bahkan Allah mensejajarkan para ulama dengan
ketajaman pedang para syuhada’ Karena
buah pena ulama itulah Islam pernah menjadi
mercusuar peradaban dunia. Produktivitas para ulama di masa itu sangat tinggi,
sehingga karya-karyanya turut menuntun dunia Barat yang saat itu dirundung
kegelapan menuju jalan pencerahan. Redupnya pamor umat Islam dewasa ini
salah satunya karenanya
keringnya tinta intelektual Islam.
Kartun (cartoon dalam Bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia, cartone,
yang berarti kertas. Kartun pada mulanya adalah penamaan bagi sketsa pada
kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas
atau lukisan dinding, gambar arsitektur, motif permadani, atau untuk gambar
pada mozaik dan kaca. Namun seiring perkembangan waktu, pengertian kartun pada
saat ini tidak sekadar sebagai sebuah gambar rancangan, tetapi juga bisa bersifat dan bertujuan tidak hanya sebagai humor
tetapi jugabisa sebagai alat dakwah.
Lalu apa hubungannya kartun dengan dakwah?
Umat Islam mungkin belum menyadari bahwa sebenarnya kartun itu bisa di
jadikan alat dakwah yang strategis. Kita tahu pada masa walisongo, ketika
mereka menyebarkan ajaran Islam, pada waktu mereka juga menggunakan kartun yang
berbentuk wayang, agar dakwah mereka bisa mengena dan di terima oleh masyarakat
yang dulunya mereka memeluk agama Hindu dan Budha, ini merupakan salah satu
stra tegi untuk berdakwah.
Kita tahu berdakwah tidak hanya melalui mimbar saja, kita bisa
mengekspresikannya melalui berbagai cara, salah satunya melalui kartun ini,
karena kita ketahui semua orang menyukai kartun, dari anak-anak hingga dewasa.
Mungkin karena fungsi kartun yang strategis untuk penanaman nilai-nilai dan
pesan yang mudah di terima.
Ada dua cara pendekatan dakwah yang islami dengan kartun, Pertama,
langsung memakai atribut keislaman, ini cocok untuk kalangan yang sudah mapan
keislamannya. Mungkin bagi mereka pesan-pesan yang disampaikan hendaknya
bersifat tersirat, tetapi semangat dakwahnya tersembunyi. Dan yang kedua,
mengumandangkan dakwah tetapi tanpa simbol-simbol baku, pesan-pesan yang akan
disampaikan harus terselubung meskipun akhirnya mengena ke titik yang kita
inginkan, judul dan tokoh hendaknya tidak berbau islam atau kearab-araban. Yang
terpenting adalah pokok isi materinya.
Tetapi di sisi lain, banyak umat Islam yang enggan mengoleksi buku-buku
yang mengandung unsur gambar, apalagi yang berbentuk kartun, mungkin dari
beberapa orang menganggap kartun itu
melecehkan agama. Itu tergantung persepsi orang berbeda-beda. Tetapi jika kartun
itu di maksudkan untuk mengangkat derajat agama apa itu juga salah? Padahal
kita tahu kartun juga merupakan salah satu karya seni seperti kligrafi dsb, dan
ketika di manfaatkan untuk hal-hal yang baik, bisa jadi malah menguntungkan
bagi semua pihak.
.
2 komentar:
kwkwkwkkwkwkw nice blog ..............
biarkan tinta ini menari-nari....
hohohoho
Posting Komentar